Sadar
bahwa masa depan bangsa bergantung pada pembangunan kecerdasan dan
karakter anak-anak saat ini, Menko Perekonomian Hatta Rajasa,
meluncurkan dua seri buku
cerita anak-anak. Dia beriharap hal itu bisa membangkitkan lagi budaya
mendongeng yang pernah turut membangun karakter para pemimpin bangsa
ini.
“Saya
sendiri dibesarkan dengan dongeng. Sehabis magrib kami sekeluarga pasti
bersila, dan Ama (Ibu) mendongeng, bercerita tentang banyak hal, bahkan
tentang hal-hal di luar imajinasi saya yang saat itu masih
kanak-kanak," kata Hatta saat meluncurkan buku "seri kebijaksanaan" dan
"seri keberanian", di Godong Ijo, Depok.
Peluncuran
buku itu berlangsung meriah. Hatta disambut sekitar 130-an anak usia
dini. Hatta sempat terlihat rikuh, namun ia segera menikmati suasana,
apalagi ketika anak-anak itu antusias mendengarkan ceritanya tentang
keberanian Landi, si landak yang cerdik dan berani.
Hatta
membawakan dongeng yang terdapat dalam salah satu bukunya itu dengan
peraga, berupa figur semacam wayang landak. Ia dibantu Mia,
seorang pendongeng. Jadinya, Hatta tak terlihat lagi sebagai seorang
menteri untuk urusan serius seperti perekonomian, melainkan Hatta sang
pendongeng.
Menurut
Hatta, melalui dongeng itulah, dunia dan cakrawala berpikirnya menjadi
luas, tak sebatas kampung. "Tetapi yang terutama, dongeng juga membangun
kedekatan saya dengan Ama dan Bapak," tuturnya.
Hatta pernah membaca pernyataan Albert Einstein
yang berkata, bila mengharapkan anak-anak cerdas, bacakanlah mereka
dongeng. Ingin lebih cerdas, maka bacakanlah lebih banyak dongeng.
"Pengalaman saya menyatakan, keyakinan Einstein yang kecerdasannya tidak
kita ragukan itu benar adanya," ujarnya.
Hatta mengatakan, Indonesia
sangat kaya akan cerita rakyat yang berisikan tuntunan moral pembentuk
karakter. Pembuatan buku itu pun juga merupakan upaya melestarikan dan
mengembangkan dongeng-dongeng dari seluruh Nusantara.
Psikolog
anak dari Lembaga Psikologi Terapan (LPT) Universitas Indonesia, Irma
Gustiana mengatakan, Hatta pasti telah mendapatkan pengalaman sangat
berharga dalam kehidupan beliau bersangkutan dengan kebiasaan bercerita
atau mendongeng. Kebiasaan yang dirasakannya banyak memberi manfaat.
"Itulah
yang ingin Hatta kembangkan untuk juga dipetik generasi anak-anak saat
ini. Beliau yang telah merasakan bagaimana pentingnya cerita dan dongeng
berperan dalam membentuk karakter anak, tampaknya ingin membagikan
manfaat itu. Untuk itulah Pak Hatta mengemas kembali cerita-cerita
rakyat tersebut agar bisa dinikmati anak-anak Indonesia saat ini, yang
telah disesuaikan dengan elan zaman,” kata Irma.
Pengemasan
kembali cerita-cerita rakyat dalam bentuk buku bergambar itu pun dipuji
Irma sebagai upaya membudayakan kembali tradisi mendongeng dalam
keluarga. Menurut dia, kehidupan urban kian menggerus kebiasaan baik
tersebut, yang pada gilirannya mengurangi kehangatan hubungan orang tua
dan anak dalam keluarga.
"Padahal kebiasaan bercerita kepada anak itu tepat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai moral
berupa kejujuran, keberanian, tanggung jawab, ketulusan, tolong
menolong dan sebagainya," kata Irma. "Cerita itu lebih mudah nyangkut
dalam alam pikiran anak.”
Pengamat
parenting dan mantan pimpinan redaksi majalah Educare, Maghfirah Yeni,
juga menyambut antusias upaya Hatta tersebut. Yeni mengatakan,
pembentukan karakter tidak bisa dilakukan secara instan, namun harus
mulai dibangun sejak dini, yakni pada usia kanak-kanak. "Bagi saya,
sungguh menarik jika seorang Hatta Rajasa ternyata begitu menaruh
perhatian pada masalah pembentukan karakter pada anak ini,” kata Yeni.
Bagi
penulis buku ‘Holistic Character (eduSmart for Parenting and Teaching) ‘
tersebut, sebagai pengambil kebijakan penting di negara in, Hatta
dinilainya mampu menangkap persoalan bangsa yang demikian pelik, yang
hanya bisa diselesaikan oleh manusia-manusia dengan karakter yang
tangguh, berani, dan jujur, yang pembentukannya memang harus dimulai
sejak dini.
Namun
demikian, Irma dan Yeni sama-sama sepakat bahwa buku tersebut tidak
selayaknya hanya dibelikan para orang tua untuk anaknya. “Saya kira yang
lebih penting, para orangtua membiasakan kembali mendongeng untuk
putra-putrinya. Buku ini adalah alternatif cerita yang akan diberikan,”
kata Irma.
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com
Foto: http://www.antarafoto.com
Foto: http://www.antarafoto.com